Bank sentral Swedia (Sveriges Riksbank) mengumumkan kenaikan suku bunga negaranya sebanyak 50 poin, setelah laju inflasi tahunan di Swedia melesat naik di atas 7 persen. Sebelum Riksbank mengerek naik suku bunganya, harga bahan pangan dan bahan bakar di Swedia pada Mei lalu terpantau melesat 7,2 persen, kenaikan ini jadi yang tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Mengutip dari Business Insider, lonjakan inflasi terjadi setelah pasar global mulai menaikan harga pangan imbas dari adanya serangan pandemi Covid 19 serta memanasnya konflik Rusia dan Ukraina. Kondisi inilah yang membuat harga harga kebutuhan pokok di Swedia ikut terkerek naik hingga mencapai level tertinggi. Bahkan inflasi pada tahun ini diperkirakan akan tembus menjadi 7,6 persen, naik jauh dari prediksi awal Riksbank yaitu sebesar 6,0 persen. Khawatir laju inflasi di negaranya makin melesat naik membuat bank sentral Swedia mengambil langkah agresif seperti The Fed dengan mengerek naik suku bunganya. Mengingat beberapa Ekonom ING telah memberikan peringatan pada Riksbank akan adanya kemungkinan hawkish pada bulan September mendatang . Meski langkah ini dapat menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi menjadi 1,8 persen dari yang sebelumnya 2,8 persen, serta proyeksi 2023 yang ambles menjadi 0,7 persen dari 1,4 persen. Namun dengan kebijakan tersebut Riksbank percaya laju inflasi di Swedia dapat menurun perlahan pada tahun depan.
Update Artikel Terbaru