Antara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua DPR RI, Puan Maharani, siapakah yang lebih pantas maju sebagai calon presiden (capres) dari PDIP? Meski pemilihan presiden (pilpres) masih berlangsung dua tahun lagi, nama nama yang disebut layak menjadi capres sudah ramai dibicarakan, termasuk Ganjar dan Puan. Terbaru, NasDem memasukkan nama Ganjar sebagai sosok yang akan diusung sebagai bakal capres 2024.
Sementara itu, sejumlah pihak menilai PDIP akan tetap mengusung Puan sebagai capres meski elektabilitasnya kalah jauh dibanding Ganjar. Mengutip Kompas.com , hasil jajak pendapat Litbang Kompas periode Juni 2022 menunjukkan Ganjar Pranowo menempati posisi kedua dengan elektabilitas 22 persen. Sementara, nama Puan Maharani tak muncul dalam hasil survei Litbang Kompas kali ini.
Lalu, menurut hasil survei Lingkaran Suara Publik (LSP), Ganjar berada di posisi ketiga, di bawah Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, dengan elektabilitas 16,5 persen. Dibandingkan dengan Litbang Kompas, hasil survei LSP menunjukkan elektabilitas Puan perlahan meningkat mendekati Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dengan selisih 0,4 persen. "Yang menarik adalah mulai naiknya elektabilitas Puan, secara perlahan ia berhasil memangkas selisih dengan calon lain dan mendekati AHY dengan selisih 0,4 persen."
"Bukan tidak mungkin Puan dalam beberapa bulan ke depan Puan dapat melampaui Ganjar dan Anies," terang peneliti senior LSP, Indra Nuryadina, dalam rilis survei secara daring pada Senin (20/6/2022), dilansir . Meski tak berada di peringkat pertama, elektabilitas Ganjar menurut hasil Lembaga Survei Jakarta (LSJ) terbilang unggul. Dilansir , ia menempati posisi kedua dengan elektabilitas 22,25 persen, selisih hampir lima persen dari Anies.
Lalu, Puan berada di urutan 13 dengan elektabilitas 0,2 persen. Berbeda dari tiga hasil survei di atas, Ganjar menjadi yang tertinggi elektabilitasnya menurut Charta Politika, yaitu sebesar 31,2 persen. Dilansir , Puan berada di urutan kesembilan dengan elektabilitas 1,8 persen.
Meski sama sama berasal dari PDIP, Ganjar Pranowo dan Puan Maharani mendapat 'perlakuan' berbeda dari sejumlah kader. Dalam beberapa kesempatan, Puan bahkan melontarkan sindiran yang diyakini ditujukan untuk Ganjar. Pada April 2022 lalu, Puan mengajak agar kembali ke jati diri orang Indonesia dengan memilih sosok capres yang benar benar mencintai Indonesia dan mau bergotong royong dalam membangun bangsa.
Kemudian, ia pun mulai menyindir perilaku masyarakat yang terkadang memilih sosok capres karena tampang yang rupawan, tetapi tidak melihat kinerjanya apakah baik atau tidak. “Kenapa saya ngomong ini? Kadang kadang sekarang kita ini suka, yo wes lah dia saja, asal ganteng. Dia aja yang dipilih, asal bukan perempuan.” “ Yo wes dia saja, walau enggak iso opo opo (tidak bisa apa apa), tapi yang penting dia itu kalau di sosmed, di TV itu nyenengin. Tapi, kemudian nggak bisa kerja, nggak deket rakyat,” kata Puan saat berpidato di hadapan ribuan kader PDIP di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah pada Selasa (26/4/2022), dilansir .
Sebelumnya, Puan juga pernah bercerita soal pengalamannya yang berkunjung ke sebuah daerah, namun gubernur yang memimpin tak datang menyambutnya. Hal ini disampaikan Puan dalam rapat koordinasi tiga pilar PDIP di Luwansa Hotel, Manado, Sulawesi Utara pada Rabu (9/2/2022). Ia menceritakan, kala itu gubernur tersebut tak menjemput dirinya.
Bahkan, ujar Puan, gubernur lain lah yang menyambut dan mengurusi kedatangannya. "Kenapa saya datang ke Sulawesi Utara itu tiga pilar bisa jalan, jemput saya, ngurusin saya, secara positif ya." "Kenapa saya punya gubernur kok nggak bisa kaya begitu, justru yang ngurusin saya gubernur lain," kisah Puan, dikutip dari Kompas.com.
"Kenapa gitu loh, ini kan jadi pertanyaan. Kok bisa gitu, saya ini Ketua DPR ke 23 dari tahun 45 setelah ada menjabat DPR DPR, itu saya Ketua DPR ke 23," tambahnya. Lebih lanjut, Puan merasa heran saat tahu ada kepala daerah yang tak bangga saat dirinya berkunjung ke daerah. Terkait hal itu, dirinya pun mengaku merasa kesal.
"Ke daerah ketemu kepala daerah, kepala daerahnya tidak bangga ya kepada saya, kayak males malesan. Bikin kesal," ujarnya. Yang terbaru, sindiran datang dari anggota DPR RI fraksi PDIP, Trimedya Panjaitan. Trimedya membandingkan kinerja Ganjar dan Puan.
Ia mempertanyakan prestasi Ganjar selama delapan tahun menjabat sebagai Gubernur Jateng. “Ganjar apa kinerjanya 8 tahun jadi Gubernur selain main di Medsos apa kinerjanya?” kata Trimedya dalam keterangan tertulis, Rabu (1/6/2022), dilansir . “Tolong gambarkan track tecord Ganjar di DPR, kemudian sebagai gubernur selesaikan Wadas itu."
"Selesaikan Rob itu, berapa jalan yang terbangun kemudian sekarang diramaikan kemiskinan di Jateng malah naik tolong masyarakat juga apple to apple memperbandingkan,” imbuhnya. Tak seperti Puan yang dinilainya tidak suka berpura pura, Trimedya menganggap Ganjar hanya memoles diri demi opini publik. Menurut Trimedya, mencari pemimpin haruslah yang apa adanya, bukan mempermak dirinya seolah olah paling berpihak kepada rakyat.
“Mbak Puan bukan tipe pemimpin yang suka berpura pura yang memoles dirinya seakan akan populis, seakan akan berpihak kepada rakyat, tapi Mbak Puan mencoba menjadi pemimpin ya begitulah dia apa adanya." "Dia lahir dari sebagai cucu Bung Karno, anak Bu Mega, anak Pak Taufik, kemudian jadi Politisi di tingkat nasional, ya dia enggak perlu kepura puraan,” kata Trimedya. “Jatuh dari sepeda, akting ada hari kanker botak, bukan yang begitu begitu."
"Coba apa gunanya Ganjar botak tunjukkan empati? Kan enggak juga, kenapa dia enggak botak ketika Indonesia kalah di semifinal Sea Games?" tambahnya. Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ardian Sopa, berpendapat Ganjar Pranowo sangat berpotensi diusung menjadi capres pada Pilpres 2024 mendatang karena elektabilitasnya yang tinggi. Kendati demikian, kata Ardian, ada beberapa kondisi yang dianggap tidak menguatkan Ganjar untuk diusung PDIP.
Salah satunya yakni, Ganjar menurut Ardian bukanlah figur yang memiliki kekuasaan di partai dalam kata lain hanya anggota partai. Tak hanya itu, jabatan Ganjar menjadi Gubernur Jawa Tengah juga akan paripurna pada 2023 mendatang. "Sungguh pun Ganjar nomor dua, ia juga tidak menguasai partai, dan jabatan gubernurnya selesai pada bulan September 2023," kata Ardian saat menyampaikan hasil surveinya secara daring, Selasa (14/6/2022), dilansir .
Namun, jika PDIP mengusung Puan Maharani sebagai capres, diyakini Ardian putri Megawati itu belum bisa mendongkrak perolehan suara di Pilpres. Pasalnya, elektabilitas Puan di sejumlah survei belum bisa menandingi Ganjar. "Sungguh pun Puan sebagai tokoh utama trah Soekarno yang memegang tiket dari PDIP, tetapi elektabilitasnya sebagai capres belum meyakinkan," ungkapnya.
Senada dengan Ardian Sopa, berdasarkan elektabilitas dari berbagai survei, Ketua Umum Pro Jokowi (ProJo), Budi Arie Setiadi, menilai sosok Ganjar layak diusung PDIP menjadi capres. Kendati demikian, Budi juga berpendapat Puan tak kalah layak dibanding Ganjar untuk maju sebagai calon orang nomor satu di Indonesia. Pasalnya, kata Budi, Puan memiliki sederet prestasi mulai dari pemerintahan, partai dan kini menjadi Ketua DPR RI.
Sehingga, pihaknya pun menilai, bahwa Puan sosok yang paling pantas di majukan oleh PDI Perjuangan, sebagaimana diberitakan .